Friday, 15 May 2015

Sinopsis Exo Next Door Ep 12

Posted by Unknown at 09:43


Aku balik membawa sinopsis Exo Next Door Ep 12, jeng jeng jeng! Fuyah! :D
Langsung aja ya! Check it out!




Chan yeol dan Baekhyun terlihat sedang menulis lagu bersama. Tiba-tiba Chan yeol menggeram frustasi. Baekhyun menoleh padanya heran.
“Apa yang salah?”  ujarnya.
“Aku sedang kacau.” Jawab Chan yeol. Baekhyun tak mengerti apa maksud Chan yeol.
“Aku tak bisa memikirkan melody yang manis.” Jelas Chan yeol.
“Baekhyun, kenapa kau tak mencari penulis lagu yang lain?” tanyanya kemudian.
“Jangan bodoh. Aku sekarang jauh lebih khawatir tentang Suho.” Ujar Baekhyun.
“Ada apa dengan Suho?” tanya Chan yeol terkejut.
“Dia tidak juga baikan sendirian di rumah sakit. Dia depresi.” Jawab Baekhyun. Chan yeol tampak berpikir keras. Dengan tiba-tiba Chan yeol berdiri.
“Aku harus menemukan liontin yang satunya.” ujarnya lebih kepada dirinya sendiri. Ia lalu beranjak pergi.




Do dan Sehun masih berpikir di meja makan tentang foto Chan yeol kecil.
“Ini benar-benar mirip dengannya. Aku seratus persen yakin. Apa dia masih tidur sekarang?” Ujar Sehun. Do terlihat berpikir.
“Aku benar-benar ingin tahu.” Keluh Sehun.
Tiba-tiba Chan yeol masuk dapur dan mengambil minum dari kulkas dengan tak sabar. Ia meminumnya dan baru sadar selama ini Do dan Sehun mengamatinya. Chan yeol kesal.
“Apa yang kalian lihat?” tanyanya. Do dan Sehun tak juga menjawab.
“APA?” bentak Chan yeol kesal. Ia lalu berlalu dengan langkah marah meninggalkan Do dan Sehun yang masih terkejut. Dua-duanya membandingkannya dengan anak kecil di foto.
“Bukan dia.” Ujar Do sambil menggeleng.
“Jelas bukan dia. Tak mungkin dia.” Tambah Sehun setuju.  




Yeon Hee terlihat mencoba berlari, tapi ia tetap stuck di tempat ia berlari. Ia berlari di atas telapak tangan Kakek Chan. –Jelas ini di mimpi :D-
“Kakek, aku sedang berlari. Tapi kenapa aku tetap di tempat yang sama?” ujar Yeon Hee panik terus berlari.
“Kau tidak akan bisa meninggalkan tanganku.” Jawab Kakek Chan licik.
“Apa? Kakek, tolong biarkan aku pergi.” Rengek Yeon Hee terus saja berlari.
“Aku akan membiarkanmu jika kau menjawabku dengan benar.” Jawab Kakek Chan. Kakek Chan pun mulai menyanyikan lagu tebak-tebakkan yang dulu pernah ia nyanyikan di mimpi Chan yeol.
“Rudolph adalah rusa kutub yang berhidung merah.” Nyanyinya.
“Apa lagi yang merah?” tanyanya kemudian pada Yeon Hee.
“Apel.” Tebak Yeon Hee. Kakek Chan menggeleng, bukan bukan bukan.
“Penyanyi Hyuna?” Tebak yeon Hee lagi. Kakek Chan tampak bingung, tapi kemudian menggelengkan kepalanya. Yeon Hee sudah tampak lelah berlari terus menerus.
“Kakek, sampai kapan aku harus berlari?” keluh Yeon Hee. Kakek Chan pun menjawab sampai kau ingat. Yeon Hee bingung.
“Anak ini sama-sama bodoh seperti yang satunya.” Kakek Chan menggeleng-gelengkan kepalanya. Yeon Hee kembali merengek dan tiba-tiba saja dia terjatuh. Ia terjatuh dari tempat tidurnya.




Yeon Hee mengaduh. Ibunya terlihat sedang berada di samping tempat tidurnya.
“Apa kau sudah bosan tidur dengan mata tertutup?” omel ibunya.
“Ah, kakek?” ujar Yeon Hee masih tak sadar.
“Kamu tidak mengenali ibumu sendiri?” ujar ibu Yeon Hee tak percaya. Yeon Hee mengucek matanya, barulah ia tersadar.
“Ah, ibu.” Ujarnya kemudian. “Ya, aku ibumu!” bentak ibunya.
“Kakek Chan berada di mimpiku sebab aku selalu saja pergi ke rumah sebelah.” Cerita Yeon Hee malas. Ibunya sedikit terkejut. “Benarkah.?”
Yeon Hee hanya mengangguk.





Terlihat Chan yeol berada di basement. Ia melihat sekeliling dengan tekad kuat.
“Aku akan memulai mencari lagi dari sini.” pikirnya.
Lalu Chan yeol mulai mencari-cari di semua tempat. Di laci, rak-rak, kotak-kotak semua tempat. Chan yeol masih juga belum menemukannya. Ia kelelahan, dan juga berkeringat. Ia melepas sweaternya dan menggantungkannya di sebuah gantungan baju kayu di dekatnya.
Tiba-tiba saja sebuah pintu rahasia terbuka. Chan yeol terkejut. Rupanya gantungan kayu itu adalah sebuah tuas yang jika ditekan dapat membuka pintu itu. Ia memasukinya dan bertemu sebuah lorong sempit yang gelap. Di ujung lorong itu ternyata ada sebuah ruangan. Ruangan rahasia kakeknya.




Yeon Hee sedang mengambili baju-baju kotor di basement. Ia menemukan foto dirinya sewaktu kecil. Yeon Hee terkejut.
“Kenapa ini bisa di sini?” ujarnya tampak berpikir. Ia mengamati foto anak laki-laki di sebelah kiri itu lekat-lekat.
“Mungkinkah... aku yakin.” Ucap Yeon Hee pelan.
“Ini pasti ulah Gwangsu! Memalukan.” teriak Yeon Hee. –gubrakk xD-
Yeon Hee terlihat tak lagi memikirkannya. Ia menghampiri gantungan baju di dekatnya, hendak mengambil sweater Chan yeol. Barulah ia sadar ada sebuah pintu rahasia yang menganga di dekatnya.
“Kenapa ada lubang di sini? Apakah memang sudah seperti ini?” ujarnya penasaran. Ia memasuki pintu itu sambil meraih sweater Chan yeol. Ketika Yeon Hee sudah masuk sepenuhnya tiba-tiba saja pintu itu menutup. Yeon Hee kaget.




“Siapa di sana?” ujar Chan yeol yang ternyata masih di dalam. Yeon Hee kaget mendengarnya dan berjongkok, berusaha menutupi kepalanya dengan keranjang cucian. Chan yeol mengetuk kepala keranjang itu. Membuat Yeon Hee tersentak.
“Sampai kapan kau akan begitu?” ujar Chan yeol. Yeon Hee membuka keranjangnya dan terengah-engah. Ia mengulurkan tangan.
“Tolong aku.” Ujarnya. Chan yeol tak menggubrisnya dan kembali ke ruangan kakeknya. Yeon Hee tampak tak percaya. Ia lalu mengikuti Chan yeol masuk ke ruangan itu. Yeon Hee terpana.
“Wah! Tempat apa ini?” ujar Yeon Hee.




“Bukan urusanmu.” Jawab Chan yeol. Yeon Hee terlihat kesal. Tanpa sadar ia memandangi Chan yeol, lama.
“Kenapa kau melihatku? Kau suka aku?” goda Chan yeol. Yeon Hee gugup.
“Jangan bodoh.” Ujar Yeon Hee, lalu berdeham.
“Ini pasti tempat persembunyian rahasia kakek itu.” Ujar Yeon Hee melihat sekeliling. Chan yeol menoleh.
“Ah, dulunya tempat ini ditempati seorang kakek. Aku penasaran kenapa ia tak pernah memberitahuku tentang tempat ini. Ini tempat yang sempurna untuk bermain petak umpet.” Jelas Yeon Hee.
“Jadi kau sudah suka berkeliaran sejak kecil?” ujar Chan yeol tak percaya. Yeon Hee kesal. Tiba-tiba Yeon Hee menemukan sebuah tali skipping pink di sebuah kardus. Yeon Hee berjongkok mengambilnya, ia terlihat senang.
“Temanku dulu tinggal di sini ketika aku masih kecil. Ketika wajahku memerah...” Yeon Hee berhenti bercerita, ia keceplosan. Chan yeol mendengus geli.
“Aku tahu tentang itu. Aku bahkan bisa melihatnya dari jarak 100 meter.” Ucap Chan yeol geli.
“Dulu, saat wajahku berubah merah, dia memberikan ini padaku. Dia memberitahuku untuk melakukan lompat tali. Jadi aku bisa bilang pada yang lain bahwa wajahku memerah karena ini.” Lanjut Yeon Hee tersenyum mengingat masa kecilnya. Chan yeol ikut tersenyum.
“Anak umur 6 tahun yang pintar.” Komennya. Yeon Hee tersentak.
“Bagaimana kau tahu ia berumur 6 tahun?”
“Menurutmu bagaimana aku tahu hal itu?” tanya Chan yeol balik. Yeon Hee tampak berpikir.
“Dia memang terdengar kekanak-kanakan sih, seperti anak TK saja.” Ujar Yeon Hee menyimpulkan. Chan yeol mendengus kesal.




“Lupakan tentang itu. Memangnya apa yang aku harapkan. Ayo pergi.” Ujar Chan yeol. Chan yeol mendahului Yeon Hee pergi ke pintu. Tapi tiba-tiba Chan yeol berlari kembali ke Yeon Hee. Yeon Hee kaget.
“Kau yang menutup pintunya?” tanya Chan yeol tajam.
“Mungkin? Pintunya menutup sendiri. Tidakkah kau punya kuncinya?” ujar Yeon Hee. Chan yeol menghela nafas berusaha sabar.
Chan yeol menatap keranjang cucian Yeon Hee dan menemukan sweaternya ada di sana.
“Kenapa kau membawa itu?” ujar Chan yeol marah. Yeon Hee gelagapan.




“Aku kira itu perlu dicuci.” Ujarnya pelan. Chan yeol menghela nafas lagi. Ia tak bisa lagi bersabar. Ia memunggungi Yeon Hee dan mengulurkan tangan kirinya ke belakang. Yeon Hee bingung. Takut-takut ia menyambut uluran tangan Chan yeol. Chan yeol terkejut Yeon Hee justru menggandeng tangannya. Ia melepaskan tangannya tambah kesal.
“Apa-apaan kau ini? Berikan aku  handphonemu.” ujar Chan yeol. -wkwk, emang dikira ngajak dansa xD-
Yeon Hee baru sadar. Ia lalu merogoh celananya untuk mengambil handphonenya, tapi tak ada. Yeon Hee tersentak kaget. “Tidak ada.” Ujarnya panik.
Chan yeol menghela nafas lagi. Ia sudah tak bisa sabar. Ia mencari dinding terdekat dan membenturkan kepalanya, setengah kesal setengah gemas. Yeon Hee hanya melongo. Yeon Hee meminta maaf. Chan yeol tak menggubrisnya dan berjalan dengan lemas ke arah pintu.
Mereka berdua pun berusaha menggedor-gedor pintu berusaha memanggil Baekhyun dan Sehun.




Sementara Baekhyun dan Sehun sedang bermain playstation dengan sangat asyik. Mereka bahkan bermain sampai pukul-pukulan. Sama sekali tak sadar panggilan Yeon Hee dan Chan yeol dari basement. Di tempat lain, ibu Yeon Hee dan Gwangsu sedang tidur di depan Tv, tak menyadari Yeon Hee belum juga pulang.




Yeon Hee dan Chan yeol duduk meringkuk kedinginan di lantai. Chanyeol memakai selimut dan  sweater yang hendak di cuci  Yeon Hee.
“Apa kita harus menunggu di dini sepanjang malam? Tak ada pemanas di sini.” Keluh Yeon Hee kedinginan. Chan yeol menoleh padanya.
“Hei, mendekatlah.” Ujarnya. Yeon Hee bingung.
Chan yeol tak sabar menarik Yeon Hee merapat dengan dirinya. Ia membagi sweaternya dengan Yeon Hee. –so sweetnya :D-
“Ini darurat.” Ujar Chan yeol. Yeon Hee mengangguk kaku, masih terkejut.
Yeon Hee tampak tidak nyaman. Ia berkali-kali mencuri pandang pada Chan yeol. Setiap ia mencuri pandang pada Chan yeol, Chan yeol  mengalihkan wajahnya dari Yeon Hee. Mereka berdua terlihat tidak nyaman.




Chan yeol tak tahan lagi. Dengan tiba-tiba ia berdiri.
“Sialan. Hey, kau bodoh.” geram Chan yeol pada Yeon Hee. Yeon Hee ikut berdiri.
“Dengar!” ucap Chan yeol serius, menatap Yeon Hee dalam-dalam. Yeon Hee terpaku.
“Aku ini..” lanjut Chan yeol.
-TBC-
Selesai, yeay!
Paling suka episode ini. Banyak momen so sweetnya. Hehe  :D
Gimana kalo menurut chingu sekalian? Komentar dipersilakan. Don’t be silent readers:D
Annyeong~







  



10 comments:

Unknown said...

Ga sabar nunggu sampe episode terakhir... Cepet banger episode ini di post..baru kemaren liat yang episode 11.. Hwaiting!

Unknown said...

aaaa... so sweeeettt, pengen liat lanjutannya, cepet dong :D

Unknown said...

Walaupun sdh lihat foto juga yeon hee kagak sadar" juga ye lw itu chan, :D
Aku setujuh sama kakek chan lw mereka berdua (chan & yeon hee) sama" bodoh :D sama" gk nyadar" juga apa yg d.maksud kakek, dan menurut.ku yeon hee baru kali itu juga ngeliat chan tersenyum lepas d.hadap.a :) so sweet jdi.a, :)

Unknown said...

gimana ya klo chanyeol jujur klo mereka tman masa kecil?? Pingin tau ekspresi nya yeon hee

Unknown said...

Aku bca ini bnr2 gk bsa ktwa
Bnr kta kake chan yeon hee ama chan sma2 bdoh gk nyadar pdhal da dksi ptunjuk
Chan ama yeon hee d episode ini bnr2 soswit jg hehehe gk sbr nunggu mnggu dpn

Chingu mna ni priview buat mnggu dpn pnasarn ni
Fighting....

Unknown said...

@mazkanah, preview ep 13 udah ak post chingu :) trimakasi ya uda brkunjung.. :D

ainialover said...

Kerenn kakak..

nurul.hajijah said...

DAEBAK!!! GOMAWO YO :*

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Greget rasa nya pas liat moment so sweet nya

Post a Comment

Powered by Blogger.
 

My World! Copyright by Isma Nurul Rosida My World | Template by Gift Idea